Cari

Untung Prasetyo

Teman Merawat Peristiwa

Terlalu rajin membuatmu sepi

Saat mereka membicarakan saya sesuka hatinya, mungkin itulah cara mereka mengagumi saya dengan cara yang berbeda. Mungkin, Hal-hal yang menyisakan sesuatu yang buruk memang yang paling membekas, begitukan?

Yang pergi pasti digantikan dengan yang lebih baik. Tapi ada sebagian orang yang pergi, memang untuk kembali. Jadi bersabarlah sebentar, setiap detikmu anugerah.

Kau yang indah mewarnai 2015, ku titipkan harapan lewat 3juta detik berikutnya…

 


Mulai dari sini… lagi dengan hal yang berbeda. Tabik

 

Hanya mungkin kita saling membaca kepala satu sama lain

Semua orang percaya, gelap tak membuat terang. Kenapa kalian diam saja? Jika datang cahaya tanpa bayang-bayang, mana yang kamu ragukan? Sementara kita ijinkan mata-mata penuh kabut menyembunyikan malam. Ingatkah kamu pada sebuah rumah tanpa kelip, tersusun atas gelap yang berkilauan? Kita pernah adil pada warna, tak tahu apa-apa tapi mengerti segalanya. Mungkin kebebasan mengurung kita menjadi manusia. Lanjutkan membaca “Hanya mungkin kita saling membaca kepala satu sama lain”

Kesepian eksistensi

Inilah ceritaku yang tidak begitu romantis dengan pantai. Selagi disempatkan, aku mulai ceritakan padamu. Ya, untukmu. Aku sanggup menanggalkan kehidupan duniawi ini dan berserah diri pada keagungan dzatmu.

Aku pilihkan bunyi-bunyian digital dari tycho dulu yuak, play bila berkenan. Lanjutkan membaca “Kesepian eksistensi”

Tinggalkan dan Nikmati, bakar petamu jejak baru

Untuk dapat menikmati hidup, kita tidak boleh dengan egoisnya bergantung pada apa pun, uang, harta benda, kekuasaan, atau gengsi, bahkan keluarga atau teman. Ketika kita melekat pada hal-hal tersebut, kita menjadi tahanannya.[1]

Hi, Mars ikhlaskan walau menjadi yang ketiga pada penanggalan gregorian. Kamu pernah jadi yang pertama sebelum kedatangan Janus dan Februa–pada bulan Maret. Tarik nafas dulu 4′(tarik), 7′(tahan), 5′(hembuskan)– tanda [‘] untuk simbol detik. Lagi pengin nulis saja, semoga kamu tidak ada ingin untuk melanjutkan sampai paragraf terakhir. Sesuai janji ku di artikel sebelumnya Berjingkat tidak teratur, bacalah kalau ingin, Yeah aku menulis lagi agak sok serius. Lanjutkan membaca “Tinggalkan dan Nikmati, bakar petamu jejak baru”

Berjingkat tidak teratur

Tuhan hadirkan matahari di antara hujan dan mendung sepekat malam. Matahari itu kamu, yang membiarkan aku bertopang dengan beban tak ringan–rindu. Lalu, matahari itu kamu teman pencerita yang tak membiarkan aku kosong. Hujan meyiramiku, petir memekak telingaku. Lalu Tuhan menyelipkan matahari , dan mataku menangkap pelangi. Lanjutkan membaca “Berjingkat tidak teratur”

Hujan Senja

Aku cinta kepadamu dengan dua cinta; cinta kasmaran dan cinta karena memang Kau patut dicinta. Cinta kasmaran ialah keadaanku yang tidak bisa mengingat selain dirimu. Sementara cinta kedua karena Kau telah menyibakkan tabir hingga aku dapat melihatmu. Betapa pun, cintaku tidak berarti apa-apa bagimu. Sementara cintamu berarti segala-galanya bagiku.

Sebelumnya mari perdengarkan yang wajib dari Sisi Tanah adalah satire, kebetulan di akhir bulan yang Januari. Baru kesampaian nonton secara langsung penampilanya di Gigs Folk yang di adain Warn!ng Magz dalam perayaan saktaun. Lanjutkan membaca “Hujan Senja”

Keramaian ini membuatku semakin enggan memperhatikan.

Aku inginkan barisan kata tentang hujan dan bunyi-bunyiannya. Tentang kerinduan embun yang menunggu hangatnya mentari. Cerita-cerita terpendam dalam awan sebagai penghapus duka. Tuliskan padaku, agar kusisipkan dalam melodi kemesraan langit dan kekasihNya. Sedang di seberang sana ada sepasang kodok yang memiring-miringkan kepalanya memperhatikan rintik hujan. Lanjutkan membaca “Keramaian ini membuatku semakin enggan memperhatikan.”

Kita bertahan dalam sebuah kekhilafan

Ku terdiam tersungkur tuk dibunuh waktu. Walau nanti pasti waktu akan berlalu. Esok masih kau tak kunjung muncul dan tak menentu, Mungkin aku masih bisa mengalihkan rindu. Mungkin begitu… Lanjutkan membaca “Kita bertahan dalam sebuah kekhilafan”

Menemui orang yang mencari kesunyian untuk dibawa pulang.

Tidakkah bimbang menyiksamu masih banyak pulau yang dapat kau temu. Sejenak saja, hampiriku! Ada rintik kehilangan yang bisa kau dapatkan, mari berhujan-hujan.

Hi Lanjutkan membaca “Menemui orang yang mencari kesunyian untuk dibawa pulang.”

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑